Selamat Datang di Situs TEXAS Hendry F.Jan

Tuesday, May 11, 2010

Mengenal Hendry F.Jan:

Hendry dilahirkan pada tanggal 11 Mei di kota Lubuk Linggau. Menyelesaikan TK hingga SMP pada sekolah Katolik (Xaverius) di kota kelahirannya. Menamatkan SMA-nya di SMA Xaverius 1 Palembang. Meraih gelar sarjana (S1) Economics and Development Studies from University of Sriwijaya.

Hendry yang gemar bermain sulap ini sangat tertarik pada tulis-menulis dan dunia jurnalistik. Falsafah wartawan yang bertolak belakang dengan ahli mewarnai hidupnya. ”Ahli tahu banyak tentang sedikit hal, sedangkan wartawan tahu sedikit tentang banyak hal,” begitu juga dengan Hendry. Ia menulis apa saja, seperti puisi, cerpen, artikel, opini, berita, atau sekedar surat pembaca.

Rubrik "Pojok" mading yang diasuhnya dengan nama Sisil (Siswa Usil) keluar sebagai juara II dalam Lomba Mading se-SMA Xaverius 1 Palembang, karya tulisnya yang berjudul "Peningkatan Kualitas Penyajian Informasi dalam Penerbitan Kampus, Studi Kasus: Majalah Value Added" keluar sebagai juara I Lomba Penulisan Makalah dalam rangka Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh Majalah Value Added (FE Unsri), Majalah Forum Mahasiswa (FH Unsri,) Tabloid Gelora Sriwijaya (tabloid Unsri) dan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT Unsri) pada tanggal 29, 30 Mei dan 6 Juni 1993.

Cerpen Buddhisnya “Sepenggal Kisah…..” yang ber-setting Vihara Vimala Dharma keluar sebagai juara harapan I pada Lomba Cerpen Buddhis yang diselenggarakan oleh PMVB (Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Borobudur), Medan (16 Des 2001) dan akan diterbitkan bersama cerpen pemenang lainnya pada Waisak 2549 BE (tahun 2005) ini.

Karyanya yang pernah dipublikasikan antara lain: cerita humor "Bapak Soneta" (Majalah Tomtom), cerpen Opspek, catatan perjalanan ke Muri, opini, serta komentarnya (harian Sriwi­jaya Post, Palembang), foto jepretannya "Barter Profesi" (rubrik Sketmasa maja­lah Jakarta-Jakarta), opininya (harian Pikiran Rakyat, Bandung), artikel, laporan perjalanannya ke Istana Negara dan pemecahan rekor (harian Galamedia, Bandung), kiriman berita dan artikelnya (majalah Senang, almarhum), majalah SeRu!, dan lain-lain.

Karyanya yang lain pernah dimuat di majalah Citta (majalah terbitan KMBP, Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang), Gema Dharmakirti (majalah terbitan PPBD, Persaudaraan Pemuda Buddhis Dharmakirti), Gita (majalah SMA Xaverius 1 Palembang), Manggala (koran dan majalah Buddhis Nasional), Berita Dharmayana (majalah terbitan KMB Untar, Jakarta), Warta BCC (majalah Buddhist Correspondent Club, Palembang), Value Added (kini bernama Kinerja, majalah FE Unsri), Gelora Sriwijaya (tabloid Unsri),...

Buku yang pernah diterbitkannya adalah Setetes Dhamma (Mei 1995), Setetes Dhamma 2Setetes Dhamma 3 (Mei 2000), dan sekarang Kumpulan Cerpen: Anting-Anting Pink (02-02-2002), Buku Mini Tanda Kasih (2003 2003), dan Buku Tanpa Judul (02-03-04) yang mendapat penghargaan Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia).

Karena tercatat sebagai (Maret 2000),
rekoris Muri, ia beberapa kali diberitakan di koran, diwawancara stasiun TV, dan diundang ke Konvensi Muri di Istana Negara. Selain mengusulkan dan menjadi kontributor rubrik TEXAS (TEROPONG XAVERIUS SATU), Hendry juga mengusulkan rubrik T-REX (TOREHAN REKOR XAVERIUS) yang mencatat prestasi/ rekor yang dicapai Xaverian (Xaverian adalah sebutan untuk siswa-siswi SMA Xaverius 1 Palembang, baik yang masih bersekolah maupun yang sudah lulus). Sedangkan rubrik TEXAS berisi berita tentang Xaverian (termasuk juga mantan guru dan karyawan SMA Xaverius 1 Palembang) yang sudah tidak lagi di sekolah dan sukses di masyarakat. Diharapkan dengan adanya rubrik ini, jalinan komunikasi antara alumni dan almamater tidak terputus. Alumni bisa membagi kiat sukses sambil bernostalgia tentang masa SMA-nya. Siapa tahu kelak sekolah butuh sponsor untuk mengadakan suatu acara, banyak alumni yang telah menjadi orang sukses yang bisa dihubungi. Bravo SMA Xaverius 1 Palembang!

Untuk mengunjungi situs-situs Hendry Filcozwei Jan yang lain, silakan klik alamat situs induknya:




Kabar menggembirakan. Rony (alumni SMA Xaverius 1 Palembang tahun 1997 yang kini tinggal di Melbourne) berinistiatif membuat milis sebagai jembatan penghubung antar seluruh angkatan (dari tahun 1951-2008). Anda salah satu alumni SMA Xaverius 1 Palembang atau lebih dikenal dengan nama SMA Bangau dan ingin mengetahui info terbaru teman-teman Anda? Ayo gabung ke milis ini. Anda tertarik? Silakan klik links berikut:
Alumni Bangau


Mediko Azwar

Thursday, November 05, 2009

Mediko Azwar
Si Jenius Matematika
yang Mengutamakan Keseimbangan Hidup

***********************************************************
Kalau Anda sering menyaksikan televisi, mungkin pernah melihat sosok pria ini. Sekitar Maret 2005, Mediko Azwar (Product Group Manager Kotex) ini sering banget nongol di iklan pemilihan “Cewek Kotex” atau “C’wex” yang berlangsung di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Mari kita simak wawancara Hendry Filcozwei Jan dengan Xaverian lulusan tahun 1989 ini.
***********************************************************


“Ajang ini merupakan wadah bagi perempuan muda untuk berkreasi…” begitu kalimat yang diucapkan Mediko Azwar di awal tayangan iklan tersebut. Begitu melihat sosok juara Nasional Lomba Matematika LIPI tingkat SLTP ini muncul di tayangan iklan beberapa TV swasta, Hendry Filcozwei Jan, reporter Gita segera memburu sang narasumber. Lewat sedikit perjuangan, akhirnya Gita berhasil menghubungi beliau. Penampilan pria berkaca mata minus ini jauh berbeda dengan penampilannya saat masih duduk di bangku SMA Xaverius 1 Palembang. Sekarang tubuh beliau jauh lebih berisi. Namun ada yang tetap tidak berubah, yakni kegemarannya membaca dan prinsipnya dalam menyeimbangkan kehidupan yang ia jalani. Meski menurut teman-teman sekelas, ia termasuk jenius, tapi beliau bukan tipe jenius yang kutu buku. Sungguh tak disangka, dalam waktu relatif singkat beliau telah menanggapi permohonan wawancara Gita. Gita merasa beruntung karena meskipun sibuk, beliau bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Gita. Setelah menyelesaikan SMA-nya, Mediko, begitu beliau biasa disapa, melanjutkan ke ITB, jurusan Teknik Elektro. Kemudian ayah satu putra yang mendapat nilai sempurna (baca: sepuluh!) untuk matematika di NEM (Nilai Ebtanas Murni –red.) SMP-nya dan sembilan koma sekian untuk NEM matematika di SMA-nya ini mendapat beasiswa untuk mengambil gelar Master di bidang “Telecommunication Engineering” di Prancis. Bukan itu saja, beliau juga sekalian mengambil Master Computer Science pada saat bersamaan.


Apa lagi catatan prestasi istri Irma Anggraini (alumnus SMA Xaverius 1, tahun 1991) ini? Coba simak cerita beliau berikut. “Biasa aja, saya sama sekali bukan tipe kutu buku pas kuliah. Berusaha nge-balance hidup saya tidak hanya dengan belajar tapi juga aktif organisasi dan still menikmati hobby saya (baca, nulis, dan nonton terutama indie movie). Tapi alhamdulillah saya berhasil lulus duluan di angkatan saya dan cum laude waktu di ITB. Di Prancis, saya juga hobby olahraga (hal yang malas saya lakukan di sini) dan ikut cine club di kampus” jawab Mediko tanpa bermaksud menyombongkan diri ketika Gita minta beliau menceritakan apa saja prestasinya.


“Bidang pekerjaan saya sekarang sama sekali tidak berhubungan dengan studi saya. Saya sekarang menekuni marketing sejak kembali ke
Indonesia hampir 10 tahun lalu. Sekarang saya memegang merek Kotex, Kleenex dan Trentis di Kimberly-Lever di mana saya bekerja sejak lebih dari 3 tahun lalu” lanjut Mediko.


“Apa pengalaman Bapak yang paling berkesan saat di SMA?” tanya Gita. “Jadi pengurus OSIS, sekbid VI waktu itu. Very fun walaupun saya harus rela kehilangan rangking 1. Gak apa-apa, yang penting hidup saya balanced. Tambahan lagi saya punya banyak teman yang saat itu rasanya seperti saudara” kisah Mediko.


“Masih ingat nggak di kelas berapa (I berapa, II jurusan apa, III apa). Siapa saja wali kelas saat di kelas I, II, III?” seperti biasa Gita memancing memori para alumnus yang diwawancarai. “Tentu masih, I-4 wali kelasnya Suster Marietta, IIA1.2 dengan Pak Simatupang, IIIA1.2 dengan Pak Agus Hardono” jawabnya mantap.

Ngomong-ngomong, Bapak masih sering pulang ke
Palembang? Maséh pacak dak baso Plembang?” tanya Gita lagi. “Paling-paling hanya pas Lebaran. Dari dulu saya terbiasa bicara bahasa Indonesia daripada bahasa Palembang, jadi ya kalau dengar mengerti kalau ngomong ya paling-paling beberapa kata saja tidak medok.”

“Cerita dong tentang keluarga Bapak, tentang anak dan istri” lanjut Gita. “Istri saya juga alumnus SMA Xaverius 1. Dia dua angkatan di bawah saya walaupun kami pacarannya setelah lulus SMA. Kami menikah 6 tahun lalu dan putra kami baru satu” terang teman sebangku reporter
TEXAS, Hendry F.Jan, saat duduk di kelas I.4 ini.


Mediko & keluarga. Mediko Azwar bersama istri dan anaknya.



“Terakhir, apa pesan untuk adik-adik pembaca Gita? Atau mau titip pesan kepada guru? Mungkinkah guru-guru yang dulu mengajar kita (Mediko dan Hendry F.Jan –red.) sekarang masih mengajar? Sekedar info buat Mediko, kepala sekolah sekarang adalah Pak Sukendro (dulu mengajar Ekonomi)” ujar Gita. “Put passion when doing things and still having fun! Mungkin sebagian besar guru yang dulu mengajar kita, sudah tidak mengajar lagi. Pak Kendro dulu adalah pembimbing kelas saya waktu masih ada penataran P4, kelas satu dulu. Pesan saya supaya guru-guru bisa jadi 'teman' buat murid-muridnya. Saya merasakan nikmatnya kuliah di Prancis dulu di mana dosen-dosen saya mau berbahasa sebagai teman kepada saya. Jadi kita tidak segan untuk bertanya dan konsultasi. Dan mereka juga bisa mendeteksi kalau kita sedang kesulitan tanpa kita perlu bilang” ayah M. Javier Raihan Azwar ini mengakhiri ceritanya. (
zwei)



Biodata Kak Mediko Azwar


Nama lengkap: Mediko Azwar
Tempat, tanggal lahir:
Palembang, 25-11-1971
Berat, tinggi badan: 165 cm, 80 kg
Hobby: Literature, Movie
Motto: Do my best in any situation
Nama istri: Irma Anggraini
Nama anak: M. Javier Raihan Azwar (tanggal lahir:
15-11-2002
)
Makanan favorit: Fried food :)
Tokoh yang dikagumi: None. Everybody is unique.

Sofian Yap

Wednesday, March 11, 2009

Sofian Yap
Demi Bisnis, Tinggalkan Sinetron

***********************************************************

Alumnus SMA Xaverius 1 Palembang ini sempat berprofesi sebagai DJ (Disc Jockey) di sebuah diskotek terkenal di Jakarta dan bermain sinetron. Kini ia lebih berkonsentrasi pada bisnisnya. Siapa Xaverian ini, simak wawancara koresponden Gita, Hendry Filcozwei Jan dengan ayah Shella Niomi (9 tahun) ini.

***********************************************************

“Ini siapa ya?” tanya suara di ujung sana ketika Gita menghubungi HP-nya. “Kami dari majalah Gita, ingin mewawancarai Kak Sofian untuk rubrik TEXAS,” jawab Gita. “Oh… dari Gita. Boleh saja, tapi jangan sekarang ya? Sekarang saya lagi sibuk,” lanjutnya. Setelah berbincang sejenak, akhirnya dicapai kesepakatan wawancara akan dilakukan beberapa hari kemudian. Berikut petikan wawancaranya.


“Tolong cerita dong, bagaimana awal karir Kak Sofian sebagai DJ” tanya Gita. “Awalnya saya ikut kursus DJ pada masa kuliah. Setelah tamat, saya mencoba mempraktikkan ilmu yang saya dapat. Saya diterima kerja sebagai DJ di
King Palace, Palembang. Saya kemudian berpikir, kalau ingin lebih berkembang, saya harus mengembangkan karir saya di Jakarta. Saya nekat ke Jakarta, syukurlah cita-cita saya tercapai. Saya diterima dan dipercaya sebagai DJ di Stardust Discotheque, Jakarta.”


“Selain jadi DJ, Gita pernah lihat Kak Sofian main sinetron. Cerita dong bagaimana awal keterlibatan Kak Sofian di sinetron” tanya Gita lagi. “Waktu saya kerja di Stardust saya disamperin oleh penulis cerita dari sebuah PH (Production House –red). Saat itu saya ditanya mengenai kehidupan seorang DJ. Saya ceritakan pengalaman dan dunia kerja seorang DJ. Tak disangka, selesai diwawancara saya langsung ditawari untuk main sinetron. Sempat kaget juga sih… Tapi saya pikir, mengapa tidak saya ambil saja tawaran ini? Kesempatan emas seperti ini tidak akan datang dua kali. Makanya saya terima tawaran itu. Saya bersyukur mendapat kesempatan mengekspresikan kemampuan akting saya di sinetron,” jelas penyuka parfum Hugo Boss dan Benetton ini.


“Apa saja judul sinetron yang telah Kak Sofian bintangi? Terus, Kak Sofian berperan sebagai apa?” kejar Gita. “Yang pertama: sinetron laga Kucing-Kucing Hitam (KKH). Saya berperan sebagai seorang Interpol keturunan
Korea. KKH ditayangkan di SCTV, kalo nggak salah tahun 1994. Yang kedua: sinetron drama Kembang Jakarta (KJ). Di KJ saya berperan sebagai anak seorang pengusaha. KJ ditayangkan di Antv tahun 1995/ 1996,” terang anak pertama dari 3 bersaudara ini.



Sofian Yap. Atas: bersama pemain sinetron, tengah: bersama keluarga, bawah: bersama kru sinetron.


“Kak Sofian masih jadi DJ dan main sinetron sampai sekarang?” Gita penasaran. “Sudah nggak lagi. Yang tawarin main sinetron sih masih ada.” “Lho… mengapa?” Gita heran. “Setelah saya pertimbangkan, saya putuskan untuk konsentrasi di bisnis saja. Saya merasa prospek bisnis saya lebih baik daripada terus bermain sinetron,” terang suami Ani Kuntadi ini.


“Kalau boleh tahu, apa bisnis Kak Sofian sekarang?” Gita ingin tahu. “Saya menjual minuman siap saji (impor teh) dan jadi importir sound system dari
Brazil.” “Ngomong-ngomong, Kak Sofian ‘kan sudah menetap di Jakarta. Apa masih sering pulang ke Palembang? Maséh pacak dak bahaso Pelembang?” pancing Gita. “Maséh, mano biso lupo bahaso daerah déwék. Kalu ado waktu kosong, aku pasti balék Pelembang. Jugo kalo ado proyek sound system,” ujar Kak Sofian dengan logat Palembang kental.


“Masih ingat kenangan masa sekolah di SMA Xaverius 1
Palembang?” Gita coba memancing memori Kak Sofian. “Wah… lupa-lupa ingat (banyak yang lupa daripada yang ingat -red). Kelas I wali kelas saya Pak Kendro (sekarang Kepala Sekolah –red.) Kelas II saya lupa, kelas III wali kelas saya Bu Lusi (Lucia Maria –red.). Banyak yang sudah lupa, sudah lama sih… Harap maklum ya?” terang alumnus tahun 1988 ini.


“Pertanyaan terakhir, apa pesan untuk adik-adik pembaca Gita?” “Selama hidup kita, kita harus terus belajar. Belajar dalam arti pengalaman, ambillah ilmu sebanyak-banyaknya dari pengalaman. Oh ya, titip salam buat semua guru” Kak Sofian mengakhiri wawancara dengan Gita. (
zwei)



Biodata Kak Sofian Yap


Nama lengkap : Sofian
Nama populer : Sofian
Yap
Tempat, tgl lahir :
Palembang, 03-10-1969
Status : Anak pertama dari 3 bersaudara
Tinggi & berat : 175 cm, 73 kg
Nama istri : Ani Kuntadi
Nama anak : Shella Niomi (lahir
11-03-1995)
Hobby : badminton, dengerin lagu, pelihara anjing
Warna favorit : biru, putih
Parfum Favorit : Hugo Boss, Benetton
Makanan favorit : pizza, kambing, singkong
Pakaian favorit : kaos oblong


Dimuat di Gita edisi Juni 2004, hal. 47-48


NB:
Sofian Yap meninggal dunia Oktober 2008 (kalau tak salah info 10 Oktober 2008). Selamat jalan Ko Sofian...

Hendry Filcozwei Jan

Wednesday, February 11, 2009

Maaf, file komputer-nya hilang dan belum sempat diketik ulang.


Hendry F.Jan, Mengukir Prestasi di Muri dimuat di Gita Juli-Okt 2003, hal. 44-45

Profil TEXAS Berikutnya

Sunday, May 11, 2008



Siapa lagi yang akan diwawancara?
Apakah rubrik TEXAS ini tetap ada?
Apakah Anda tertarik mewawancarai Xaverian sukses dan mengirimkannya kepada kami?
Kami menantikan tanggapan dari Anda.....

TEXAS & Kisahnya

Tuesday, December 25, 2007

Dari tahun ke tahun, menekuni hobby menulis, selalu saja mengalami hal yang sama. Begitu juga saat mengusulkan rubrik TEXAS (TEROPONG XAVERIUS SATU) di majalah Gita. Komunikasi yang kurang lancar, itu inti permasalahannya. Meski teknologi informasi sudah demikian maju (dengan mudah kita bisa kirim e-mail ataupun SMS). Di awal munculnya rubrik ini, penulis pernah kehilangan kontak (surat tidak dibalas). Termasuk nyaris kehilangan dokumentasi foto (foto yang penulis dapat dari teman, dan penulis tak punya klise-nya). Untungnya pada masa kepengurusan Gita berikutnya, ada yang menemukan dan membalas surat dan mengembalikannya.

Pernah pula hasil wawancara dengan narasumber yang telah dimuat tak ada kabar beritanya. Padahal dalam e-mail telah dijelaskan, tolong kirimkan 1 eksemplar kepada saya dan 1 eksemplar ke narasumber (nama & alamat tertulis jelas). Setelah berkali-kali kirim SMS, e-mail TEXAS sudah dimuat dan majalah Gita edisi tersebut sudah habis! Bagaimana kalau diganti Gita edisi yang akan datang? Lho... apa gunanya edisi yang akan datang? Bukankah kiriman Gita yang memuat hasil wawancara adalah bentuk pertanggungjawaban saya setelah mewawancarai narasumber? Untungnya dengan sedikit usaha (meminta, atau boleh dibilang sedikit memaksa agar redaksi Gita mencarikan Gita edisi tersebut) dengan meminta atau kalau perlu membeli dari siswa SMA Xaverius 1 yang sudah selesai membacanya, akhirnya dapat juga Gita edisi tersebut.

Dalam pengantar sebelum mulai wawancara "terpaksa" saya menjelaskan bahwa saya tidak bisa memastikan hasil wawancara ini akan dimuat (umumnya sih dimuat), dan juga tidak bisa memastikan akan dimuat di edisi mana. Maklum saja, majalah yang dikelola siswa yang punya kegiatan lebih penting (belajar), seringkali terlambat terbit. Pernah juga saya memberi info kepada narasumber bahwa deadline tanggal sekian. Narasumber berusaha menyisihkan waktunya menjawab pertanyaan dan mengirimkan foto secepatnya (sebelum deadline). Eh... hasil wawancara untuk rubrik TEXAS justru tidak dimuat di edisi tersebut, lalu saya dan redaksi kehilangan kontak lagi (tak ada kabar akan dimuat di edisi mana).

Awalnya, setelah dimuat di majalah Gita, hasil wawancara plus foto dan tanpa alamat narasumber akan muncul di situs ini (www.hfj-texas.blogspot.com). Saya menunggu kabar dari redaksi Gita (bila sudah dimuat barulah saya pajang di situs). Jadi hasil wawancara yang dimuat di internet, tidak mendahului edisi cetaknya. Tapi info terakhir yang saya dapat justru bertolak belakang, "Tolong wawancara dengan Mediko Azwar segera dimuat. Bolehkah kami muat di Gita nanti?" Padahal hasil wawancara plus foto Mediko Azwar untuk rubrik TEXAS sudah dikirim via e-mail ke redaksi Gita.

Itu sekilas kisah dibalik rubrik
TEXAS majalah Gita.




NB:
Rubrik
TEXAS mungkin akan tetap hadir (versi internet saja). Kalau ada waktu luang, saya tetap akan melakukan wawancara dengan Xaverian sukses dan ditampilkan di sini sehingga tidak tergantung pada majalah Gita. Buat redaksi Gita: Tolong umumkan di Gita, bagi yang ingin membaca rubrik TEXAS, silakan kunjungi www.hfj-texas.blogspot.com

Kelanjutan situs ini (rubrik TEXAS) hanya berdasarkan ketersediaan waktu dan mood saya. Kalau keadaan tidak mendukung, mohon maaf, mungkin wawancara dengan Mediko Azwar adalah wawancara terakhir untuk rubrik TEXAS. Sampai jumpa...


Anda mengenal lulusan SMA Xaverius 1 Palembang (Xaverian) yang berprestasi, sukses, jadi tokoh penting, artis, atau yang lain? Bila Anda mengetahui alamat e-mail atau nomor HP-nya, tolong informasikan ke e-mail:
hfj1105@yahoo.com Kami akan menghubungi beliau untuk wawancara. Terima kasih atas partisipasi Anda.



Terima kasih telah berkunjung ke situs www.hfj-texas.blogspot.com
Untuk mengunjungi situs-situs Hendry yang lain, silakan klik www.rekor.blogspot.com