Mediko Azwar

Thursday, November 05, 2009

Mediko Azwar
Si Jenius Matematika
yang Mengutamakan Keseimbangan Hidup

***********************************************************
Kalau Anda sering menyaksikan televisi, mungkin pernah melihat sosok pria ini. Sekitar Maret 2005, Mediko Azwar (Product Group Manager Kotex) ini sering banget nongol di iklan pemilihan “Cewek Kotex” atau “C’wex” yang berlangsung di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Mari kita simak wawancara Hendry Filcozwei Jan dengan Xaverian lulusan tahun 1989 ini.
***********************************************************


“Ajang ini merupakan wadah bagi perempuan muda untuk berkreasi…” begitu kalimat yang diucapkan Mediko Azwar di awal tayangan iklan tersebut. Begitu melihat sosok juara Nasional Lomba Matematika LIPI tingkat SLTP ini muncul di tayangan iklan beberapa TV swasta, Hendry Filcozwei Jan, reporter Gita segera memburu sang narasumber. Lewat sedikit perjuangan, akhirnya Gita berhasil menghubungi beliau. Penampilan pria berkaca mata minus ini jauh berbeda dengan penampilannya saat masih duduk di bangku SMA Xaverius 1 Palembang. Sekarang tubuh beliau jauh lebih berisi. Namun ada yang tetap tidak berubah, yakni kegemarannya membaca dan prinsipnya dalam menyeimbangkan kehidupan yang ia jalani. Meski menurut teman-teman sekelas, ia termasuk jenius, tapi beliau bukan tipe jenius yang kutu buku. Sungguh tak disangka, dalam waktu relatif singkat beliau telah menanggapi permohonan wawancara Gita. Gita merasa beruntung karena meskipun sibuk, beliau bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Gita. Setelah menyelesaikan SMA-nya, Mediko, begitu beliau biasa disapa, melanjutkan ke ITB, jurusan Teknik Elektro. Kemudian ayah satu putra yang mendapat nilai sempurna (baca: sepuluh!) untuk matematika di NEM (Nilai Ebtanas Murni –red.) SMP-nya dan sembilan koma sekian untuk NEM matematika di SMA-nya ini mendapat beasiswa untuk mengambil gelar Master di bidang “Telecommunication Engineering” di Prancis. Bukan itu saja, beliau juga sekalian mengambil Master Computer Science pada saat bersamaan.


Apa lagi catatan prestasi istri Irma Anggraini (alumnus SMA Xaverius 1, tahun 1991) ini? Coba simak cerita beliau berikut. “Biasa aja, saya sama sekali bukan tipe kutu buku pas kuliah. Berusaha nge-balance hidup saya tidak hanya dengan belajar tapi juga aktif organisasi dan still menikmati hobby saya (baca, nulis, dan nonton terutama indie movie). Tapi alhamdulillah saya berhasil lulus duluan di angkatan saya dan cum laude waktu di ITB. Di Prancis, saya juga hobby olahraga (hal yang malas saya lakukan di sini) dan ikut cine club di kampus” jawab Mediko tanpa bermaksud menyombongkan diri ketika Gita minta beliau menceritakan apa saja prestasinya.


“Bidang pekerjaan saya sekarang sama sekali tidak berhubungan dengan studi saya. Saya sekarang menekuni marketing sejak kembali ke
Indonesia hampir 10 tahun lalu. Sekarang saya memegang merek Kotex, Kleenex dan Trentis di Kimberly-Lever di mana saya bekerja sejak lebih dari 3 tahun lalu” lanjut Mediko.


“Apa pengalaman Bapak yang paling berkesan saat di SMA?” tanya Gita. “Jadi pengurus OSIS, sekbid VI waktu itu. Very fun walaupun saya harus rela kehilangan rangking 1. Gak apa-apa, yang penting hidup saya balanced. Tambahan lagi saya punya banyak teman yang saat itu rasanya seperti saudara” kisah Mediko.


“Masih ingat nggak di kelas berapa (I berapa, II jurusan apa, III apa). Siapa saja wali kelas saat di kelas I, II, III?” seperti biasa Gita memancing memori para alumnus yang diwawancarai. “Tentu masih, I-4 wali kelasnya Suster Marietta, IIA1.2 dengan Pak Simatupang, IIIA1.2 dengan Pak Agus Hardono” jawabnya mantap.

Ngomong-ngomong, Bapak masih sering pulang ke
Palembang? Maséh pacak dak baso Plembang?” tanya Gita lagi. “Paling-paling hanya pas Lebaran. Dari dulu saya terbiasa bicara bahasa Indonesia daripada bahasa Palembang, jadi ya kalau dengar mengerti kalau ngomong ya paling-paling beberapa kata saja tidak medok.”

“Cerita dong tentang keluarga Bapak, tentang anak dan istri” lanjut Gita. “Istri saya juga alumnus SMA Xaverius 1. Dia dua angkatan di bawah saya walaupun kami pacarannya setelah lulus SMA. Kami menikah 6 tahun lalu dan putra kami baru satu” terang teman sebangku reporter
TEXAS, Hendry F.Jan, saat duduk di kelas I.4 ini.


Mediko & keluarga. Mediko Azwar bersama istri dan anaknya.



“Terakhir, apa pesan untuk adik-adik pembaca Gita? Atau mau titip pesan kepada guru? Mungkinkah guru-guru yang dulu mengajar kita (Mediko dan Hendry F.Jan –red.) sekarang masih mengajar? Sekedar info buat Mediko, kepala sekolah sekarang adalah Pak Sukendro (dulu mengajar Ekonomi)” ujar Gita. “Put passion when doing things and still having fun! Mungkin sebagian besar guru yang dulu mengajar kita, sudah tidak mengajar lagi. Pak Kendro dulu adalah pembimbing kelas saya waktu masih ada penataran P4, kelas satu dulu. Pesan saya supaya guru-guru bisa jadi 'teman' buat murid-muridnya. Saya merasakan nikmatnya kuliah di Prancis dulu di mana dosen-dosen saya mau berbahasa sebagai teman kepada saya. Jadi kita tidak segan untuk bertanya dan konsultasi. Dan mereka juga bisa mendeteksi kalau kita sedang kesulitan tanpa kita perlu bilang” ayah M. Javier Raihan Azwar ini mengakhiri ceritanya. (
zwei)



Biodata Kak Mediko Azwar


Nama lengkap: Mediko Azwar
Tempat, tanggal lahir:
Palembang, 25-11-1971
Berat, tinggi badan: 165 cm, 80 kg
Hobby: Literature, Movie
Motto: Do my best in any situation
Nama istri: Irma Anggraini
Nama anak: M. Javier Raihan Azwar (tanggal lahir:
15-11-2002
)
Makanan favorit: Fried food :)
Tokoh yang dikagumi: None. Everybody is unique.

Sofian Yap

Wednesday, March 11, 2009

Sofian Yap
Demi Bisnis, Tinggalkan Sinetron

***********************************************************

Alumnus SMA Xaverius 1 Palembang ini sempat berprofesi sebagai DJ (Disc Jockey) di sebuah diskotek terkenal di Jakarta dan bermain sinetron. Kini ia lebih berkonsentrasi pada bisnisnya. Siapa Xaverian ini, simak wawancara koresponden Gita, Hendry Filcozwei Jan dengan ayah Shella Niomi (9 tahun) ini.

***********************************************************

“Ini siapa ya?” tanya suara di ujung sana ketika Gita menghubungi HP-nya. “Kami dari majalah Gita, ingin mewawancarai Kak Sofian untuk rubrik TEXAS,” jawab Gita. “Oh… dari Gita. Boleh saja, tapi jangan sekarang ya? Sekarang saya lagi sibuk,” lanjutnya. Setelah berbincang sejenak, akhirnya dicapai kesepakatan wawancara akan dilakukan beberapa hari kemudian. Berikut petikan wawancaranya.


“Tolong cerita dong, bagaimana awal karir Kak Sofian sebagai DJ” tanya Gita. “Awalnya saya ikut kursus DJ pada masa kuliah. Setelah tamat, saya mencoba mempraktikkan ilmu yang saya dapat. Saya diterima kerja sebagai DJ di
King Palace, Palembang. Saya kemudian berpikir, kalau ingin lebih berkembang, saya harus mengembangkan karir saya di Jakarta. Saya nekat ke Jakarta, syukurlah cita-cita saya tercapai. Saya diterima dan dipercaya sebagai DJ di Stardust Discotheque, Jakarta.”


“Selain jadi DJ, Gita pernah lihat Kak Sofian main sinetron. Cerita dong bagaimana awal keterlibatan Kak Sofian di sinetron” tanya Gita lagi. “Waktu saya kerja di Stardust saya disamperin oleh penulis cerita dari sebuah PH (Production House –red). Saat itu saya ditanya mengenai kehidupan seorang DJ. Saya ceritakan pengalaman dan dunia kerja seorang DJ. Tak disangka, selesai diwawancara saya langsung ditawari untuk main sinetron. Sempat kaget juga sih… Tapi saya pikir, mengapa tidak saya ambil saja tawaran ini? Kesempatan emas seperti ini tidak akan datang dua kali. Makanya saya terima tawaran itu. Saya bersyukur mendapat kesempatan mengekspresikan kemampuan akting saya di sinetron,” jelas penyuka parfum Hugo Boss dan Benetton ini.


“Apa saja judul sinetron yang telah Kak Sofian bintangi? Terus, Kak Sofian berperan sebagai apa?” kejar Gita. “Yang pertama: sinetron laga Kucing-Kucing Hitam (KKH). Saya berperan sebagai seorang Interpol keturunan
Korea. KKH ditayangkan di SCTV, kalo nggak salah tahun 1994. Yang kedua: sinetron drama Kembang Jakarta (KJ). Di KJ saya berperan sebagai anak seorang pengusaha. KJ ditayangkan di Antv tahun 1995/ 1996,” terang anak pertama dari 3 bersaudara ini.



Sofian Yap. Atas: bersama pemain sinetron, tengah: bersama keluarga, bawah: bersama kru sinetron.


“Kak Sofian masih jadi DJ dan main sinetron sampai sekarang?” Gita penasaran. “Sudah nggak lagi. Yang tawarin main sinetron sih masih ada.” “Lho… mengapa?” Gita heran. “Setelah saya pertimbangkan, saya putuskan untuk konsentrasi di bisnis saja. Saya merasa prospek bisnis saya lebih baik daripada terus bermain sinetron,” terang suami Ani Kuntadi ini.


“Kalau boleh tahu, apa bisnis Kak Sofian sekarang?” Gita ingin tahu. “Saya menjual minuman siap saji (impor teh) dan jadi importir sound system dari
Brazil.” “Ngomong-ngomong, Kak Sofian ‘kan sudah menetap di Jakarta. Apa masih sering pulang ke Palembang? Maséh pacak dak bahaso Pelembang?” pancing Gita. “Maséh, mano biso lupo bahaso daerah déwék. Kalu ado waktu kosong, aku pasti balék Pelembang. Jugo kalo ado proyek sound system,” ujar Kak Sofian dengan logat Palembang kental.


“Masih ingat kenangan masa sekolah di SMA Xaverius 1
Palembang?” Gita coba memancing memori Kak Sofian. “Wah… lupa-lupa ingat (banyak yang lupa daripada yang ingat -red). Kelas I wali kelas saya Pak Kendro (sekarang Kepala Sekolah –red.) Kelas II saya lupa, kelas III wali kelas saya Bu Lusi (Lucia Maria –red.). Banyak yang sudah lupa, sudah lama sih… Harap maklum ya?” terang alumnus tahun 1988 ini.


“Pertanyaan terakhir, apa pesan untuk adik-adik pembaca Gita?” “Selama hidup kita, kita harus terus belajar. Belajar dalam arti pengalaman, ambillah ilmu sebanyak-banyaknya dari pengalaman. Oh ya, titip salam buat semua guru” Kak Sofian mengakhiri wawancara dengan Gita. (
zwei)



Biodata Kak Sofian Yap


Nama lengkap : Sofian
Nama populer : Sofian
Yap
Tempat, tgl lahir :
Palembang, 03-10-1969
Status : Anak pertama dari 3 bersaudara
Tinggi & berat : 175 cm, 73 kg
Nama istri : Ani Kuntadi
Nama anak : Shella Niomi (lahir
11-03-1995)
Hobby : badminton, dengerin lagu, pelihara anjing
Warna favorit : biru, putih
Parfum Favorit : Hugo Boss, Benetton
Makanan favorit : pizza, kambing, singkong
Pakaian favorit : kaos oblong


Dimuat di Gita edisi Juni 2004, hal. 47-48


NB:
Sofian Yap meninggal dunia Oktober 2008 (kalau tak salah info 10 Oktober 2008). Selamat jalan Ko Sofian...

Hendry Filcozwei Jan

Wednesday, February 11, 2009

Maaf, file komputer-nya hilang dan belum sempat diketik ulang.


Hendry F.Jan, Mengukir Prestasi di Muri dimuat di Gita Juli-Okt 2003, hal. 44-45